KKN-T IPB University di Desa Kembang: Laporan Hasil Program 40 Hari Bahas 5 Pilar Permasalahan Masyarakat

Marjuki
13 Agustus 2025 24 x Kabar Desa
Wonogiri, 13 Agustus 2025 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IPB University menyelenggarakan lokakarya pemaparan hasil program kerja selama 40 hari (25 Juni – 3 Agustus 2025) di Balai Desa Kembang, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan ini menjadi bentuk pertanggungjawaban sekaligus forum dialog bersama perangkat desa terhadap capaian program berbasis ilmu yang dijalankan oleh mahasiswa.
Program kerja mahasiswa dirancang berdasarkan hasil observasi lapangan terhadap lima pilar utama permasalahan desa, dan diterjemahkan ke dalam lima program unggulan berikut:
- Sijitu (Siap Digital Siap Cuan)
- Pionir (Penyuluhan Inseminasi dan Pupuk Organik Cair)
- Bara (Basmi Hama Kera)
- Hutara (Hutan Lestari Rakyat Sejahtera)
- Kembang Cita (Gerakan Pendidikan dan Kesehatan Anak Desa)
1. Sijitu (Siap Digital Siap Cuan)
Fokus: Pengembangan Ekonomi Digital
Melalui Sijitu, mahasiswa IPB membantu pelaku UMKM Desa Kembang untuk naik kelas secara digital. Kegiatan berupa pelatihan pemasaran online dengan pengenalan google maps , , digitalisasi transaksi dengan pengenalan qris, hingga pendampingan pembuatan logo sebagai branding produk UmKM Dengan strategi ini, warga didorong untuk memperluas jangkauan pasar produk lokal dan meningkatkan pendapatan keluarga.
2. Pionir (Penyuluhan Inseminasi dan Pupuk Organik Cair)
Fokus: Peternakan dan Pertanian Terpadu
Pelaksanaan: 13 & 23 Juli 2025
Pionir menghadirkan penyuluhan kepada peternak terkait rendahnya keberhasilan Inseminasi Buatan (IB), serta penguatan edukasi tentang pembuatan dan penggunaan pupuk organik cair (POC) dari limbah ternak.
Edukasi diberikan mengenai deteksi birahi, penanganan pasca-IB, serta pentingnya manajemen pemeliharaan ternak sapi. Sementara itu, pupuk organik cair dikenalkan sebagai solusi pertanian ramah lingkungan yang murah dan efektif, serta mendukung sistem pertanian terintegrasi dengan peternakan.
3. Bara (Basmi Hama Kera)
Fokus: Perlindungan Tanaman dari Gangguan Satwa
Pelaksanaan: 17 Juli 2025
Bara merupakan inisiatif mahasiswa dalam membantu warga mengatasi gangguan hama kera yang merusak lahan pertanian. Melalui pendekatan partisipatif, mahasiswa memfasilitasi diskusi bersama karang taruna, petani dan perangkat desa untuk merancang program jangka panjang dengan sistem mitigasi berbasis komunitas.
Salah satu kegiatan menarik dalam program ini adalah demonstrasi larutan merah, yaitu pewarna buatan yang digunakan untuk mengusir kera dengan cara digantung di sekitar lahan pertanian yang membuat efek terbakar bagi kera, sehingga kera enggan mendekati lahan pertanian warga. Pembuatan larutan merah ini merupakan solusi jangka pendek untuk program basmi kera
4. Hutara (Hutan Lestari Rakyat Sejahtera)
Program Hutara berfokus pada pengembangan potensi hutan desa menjadi kawasan ekowisata yang edukatif dan konservatif.
Yang menjadi sorotan dalam kegiatan ini adalah pembuatan masterplan pengembangan wisata alam sebagai bahan awal untuk menarik perhatian investor lokal maupun eksternal. Mahasiswa bekerja sama dengan aparat desa dan warga dalam menyusun rencana zona wisata, jalur tracking, titik edukasi lingkungan, dan peluang usaha pendukung seperti ruko untuk produk oleh-oleh lokal.
5. Kembang Cita
Kembang Cita merupakan program untuk menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak Desa Kembang, dengan fokus pada pendidikan dan kesehatan.
Selain kegiatan seperti kelas motivasi, bimbingan belajar, dan literasi kreatif, program ini juga mencakup subprogram “Sehatin” — sebuah kampanye edukatif yang membahas pencegahan stunting melalui pendekatan “Isi Piringku”. Program ini ditujukan untuk kader PKK dan Kader Posyandu, mereka diberi pemahaman tentang pola makan seimbang, pentingnya gizi dalam tumbuh kembang, serta praktik hidup bersih dan sehat.
Sinergi untuk Desa Berkelanjutan
Capaian 40 hari mahasiswa di Desa Kembang tidak hanya menjadi laporan kegiatan, tetapi juga tonggak kolaborasi jangka panjang antara IPB, masyarakat, dan pemerintah desa dalam mewujudkan pembangunan desa yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.